Bumi makin panas, ada kemungkinan stok air semakin menipis. Bisa karena alasan ini, atau untuk alasan kesehatan kulit, penting untuk memperhatikan waktu mandi.
Saat ini, semakin banyak negara yang mulai memperhatikan konservasi air. Bahkan tidak sedikit orang yang menjadikan hal ini alasan untuk mengurangi frekuensi mandi mereka. Namun, hal ini bisa menimbulkan isu kesehatan, karena kurangnya kebersihan tubuh.
Dilansir dari majalah Reader’s Digest, Dr. Rosmy Barrios, MD, dokter medis dan estetika yang memiliki spesialisasi di bidang anti aging dan regeneratif medis, memberikan pandangannya terkait bagaimana cara membersihkan tubuh secara efektif. Mulai dari menyingkirkan segala bakteri dan kotoran, sambil menjaga kulit tetap sehat dan tidak terlalu banyak membuang air.
Ini Waktu Mandi yang Ideal
Lebih lama bukan berarti lebih bersih, menurut Dr. Barrios. Artinya, berlama-lama di bawah shower justru malah bisa merusak kulitmu.
“Ketika berbicara tentang durasi mandi, waktu normal yang direkomendasikan yaitu selama 10 sampai 15 menit,” ujarnya. “Dikarenakan jika terpapar air melebihi durasi tersebut bisa mengikis minyak alami kulit, menyebabkan iritasi dan kekeringan.”
Ditambah lagi, semakin lama kamu mandi, semakin banyak air yang terbuang. Jadi menyisihkan waktu 10 menit untuk mandi bisa dibilang ideal. Menurut Water Footprint Calculator, mandi selama 10 menit rata-rata menghabiskan 25 galon air. Cukup banyak, ya.
Merasa nggak yakin tubuhmu sudah bersih hanya dengan mandi 10 menit? Dr. Barrios mengatakan, waktu mandi tidaklah sepenting kualitas produk pembersih yang kamu gunakan dan seberapa menyeluruh proses pembersihan pada tubuhmu.
Jadi, walau waktu mandimu singkat, kamu masih bisa memastikan kebersihan selama produk yang kamu gunakan berkualitas. Jangan lupa pastikan juga kamu membersihkan kulit tubuh dan kepala sesuai kebutuhan.
Seberapa Sering Kamu Harus Mandi?
Mengingat waktu mandi yang singkat, apakah ini berarti kita harus mandi setiap hari? Menurut Dr. Barrios, tidak juga. Namun perlu diingat, Dr. Barrios tinggal di Amerika Serikat yang memiliki iklim sub-tropis, tentunya berbeda dengan kita di Indonesia yang mataharinya terik dan memancing keringat setiap harinya.
“Berbicara tentang frekuensi mandi, rekomendasi umum adalah agar kamu mandi setidaknya satu kali setiap dua hari,” ujarnya. “Namun, hal ini bisa berbeda-beda tergantung kepada gaya hidup seseorang dan pilihan pribadi. Contohnya, mereka yang secara rutin berolahraga, atau tinggal di iklim yang panas dan lembab (seperti di Indonesia) bisa jadi perlu mandi lebih sering untuk mempertahankan kebersihan tubuh. Di sisi lain, mereka yang memiliki kulit kering, sebaiknya menghindari mandi terlalu sering, karena bisa mengikis minyak alami tubuh.”
Suhu Air Bisa Mempengaruhi Kulit
Sementara itu, buat kamu yang hobi mandi dengan air hangat atau panas, perlu perhatian khusus, nih. Kalau kamu cuma mandi lima menit tapi kulit menjadi kemerahan, ini berarti suhu air berdampak pada kulit.
“Suhu air mandi juga bisa berdampak pada kesehatan kulit,” jelas Dr. Barrios, menambahkan walau air panas bisa mengikis minyak alami kulit dan menyebabkan iritasi, “air dingin pun bisa menutup pembuluh darah dan membuat rona kulitmu jadi kusam.”
Solusi terbaik? Lakukan mandi singkat dengan air sedikit hangat. “Pilihan terbaik adalah air dengan suhu suam-suam kuku untuk bantu menjaga keseimbangan alami kulit,” tutupnya.
Jadi, sudah tahu dong segala yang kamu butuhkan tentang waktu mandi, frekuensi sampai suhunya. Jadi sekarang kamu punya pengetahuan ekstra nih, untuk menjaga kesehatan kulit. Jangan sampai lupa, ya!
Mau tahu informasi lainnya seputar kesehatan kulit, skincare, perawatan tubuh, sampai makeup? Simak terus Beyond Aesthetic. Kamu juga bisa tahu info terbaru soal pameran kecantikan Beyond Aesthetic Beauty & Wellness Fair, lho, dengan follow Instagram kita.
