Media sosial dihebohkan oleh video viral tentang seorang ibu yang seolah akan membuang bayinya ke rel kereta api. Hal ini terjadi pada hari Sabtu (2/9) di stasiun kereta api Pasar Minggu. Ditelusuri lebih jauh, ternyata ibu ini berniat bunuh diri bersama bayinya. Netizen yang melihat video ini banyak yang berasumsi, mungkin si Ibu mengalami baby blues.
Jadi Apa Itu Baby Blues?
Baby Blues Syndrome adalah kondisi depresi ringan yang terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 75% perempuan yang baru melahirkan. Tapi perlu diingat, ya, baby blues syndrome ini tidak sama dengan depresi pasca melahirkan, lho.
Baby blues biasanya terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 setelah melahirkan, dan umumnya hanya berlangsung selama beberapa hari atau paling lama hingga 2 minggu.
Kondisi baby blues ini tidak pandang bulu, lho. Ia bisa menyerang siapa saja, tanpa melihat usia, pendapatan, tingkat pendidikan, sampai berapa kali ibu sudah melahirkan. Jadi baby blues tidak eksklusif dialami oleh perempuan yang baru jadi ibu untuk pertama kalinya.
Bagaimana Ciri-Ciri Baby Blues Syndrome?
Walaupun baby blues syndrome disebut sebagai depresi ringan dan hanya berlangsung selama beberapa hari, tapi situasi ini tidak boleh diremehkan, lho. Ibu yang mengalami baby blues dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisinya bisa berkembang menjadi depresi pasca melahirkan yang lebih serius.
Jadi, pastikan kita tau apa saja ciri-ciri seorang ibu yang mengalami baby blues syndrome, ya.
Beberapa ciri baby blues syndrome yang mungkin terjadi:
- Emosi nggak stabil, ibu jadi lebih mudah tersinggung, marah, dan cemas
- Ibu sering menangis tanpa sebab yang jelas
- Mudah merasa lelah dan nggak bertenaga
- Nafsu makan menurun, padahal ibu yang baru melahirkan dan menyusui nafsu makannnya lebih besar
- Susah tidur, bahkan saat merasa lelah
- Merasa kewalahan
- Sulit konsentrasi
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasi Kondisi Baby Blues?
Setelah mengetahui ciri dari kondisi ini, tentu langkah selanjutnya adalah menanganinya. Ibu yang baru melahirkan butuh penanganan yang tepat agar bisa kembali beraktivitas normal dengan suasana hati yang stabil.
Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami kondisi ini, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
1. Istirahat yang cukup
Ibu yang baru melahirkan biasanya kurang tidur, karena bayi yang sering bangun di malam hari. Pastikan ibu menyisihkan waktu untuk tidur di siang hari, bersamaan dengan waktu bayi tidur.
2. Sharing
Nggak ada yang salah dengan perasaan yang dirasakan ibu akibat baby blues syndrome. Jangan merasa tertekan dan menutup-nutupi kondisi ini.
Luapkan apa yang kamu rasakan ke orang terdekat, baik itu pasangan, orangtua atau sahabat. Bahkan, nggak ada salahnya juga untuk meminta bantuan profesional dan melakukan konsultasi terkait kondisi ini.
3. Jangan mengurung diri
Ibu juga perlu lho, keluar rumah untuk menghirup udara segar dan menikmati sinar matahari pagi. Selain bisa membantu memulihkan kondisi tubuh, melakukan aktivitas ringan di luar ruangan juga bisa menenangkan mood yang tak menentu.
4. Pilih makanan yang tepat
Jangan langsung fokus pada makanan diet untuk menurunkan berat badan pasca melahirkan. Pilihlah makanan enak dan disukai ibu, karena ini bisa memperbaiki suasana hati. Tapi tentu saja, harus pilih yang kandungan nutrisinya mencukupi, ya.
5. Jangan menolak bantuan
Ada pepatah yang bilang “it needs a village to raise a kid,” so, untuk membesarkan anak, ibu tidak harus sendirian.
Jangan sungkan meminta bantuan orang sekitar, terutama suami, untuk bergantian mengurus bayi agar ibu bisa cukup istirahat dan punya waktu untuk diri sendiri.
Apa Bedanya Baby Blues Syndrome dengan Depresi Pasca Melahirkan?
Pada dasarnya, depresi pasca melahirkan adalah kondisi lanjutan dari baby blues syndrome. Depresi ini berlangsung lebih lama, bahkan mencapai satu tahun. Depresi pasca melahirkan juga bisa mengganggu kehidupan atau bahkan membahayakan diri sendiri dan bayi.
Berbeda dari kondisi baby blues, depresi pasca melahirkan bisa membuat seorang ibu merasa putus asa, tidak berharga, sedih dan menangis berkepanjangan. Ibu juga bisa merasa tidak menyukai statusnya sebagai ibu, atau merasa ia bukanlah seorang ibu yang baik.
Bentuk lain dari depresi pasca melahirkan adalah, ibu tidak merasakan bonding atau ikatan dengan bayinya. Depresi ini juga bisa membuat ibu mengalami serangan panik.
Jika tidak ditangani dengan serius, ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan bisa jadi mengalami psikosis, yang membuat situasi jadi berbahaya, karena ibu bisa mengalami delusi, halusinasi, bahkan paranoia. Efeknya bisa jadi seperti yang terjadi di stasiun kereta api pasar minggu tadi.
Kemana Harus Mencari Bantuan?
Ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan, bisa mencari bantuan profesional atau menghubungi beberapa rumah sakit di bawah ini:
- RSJ Amino Gondohutomo Semarang, Jawa Tengah – (024) 6722565
- RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, Jawa Barat – (0251) 8324024, 8324025, 8320467
- RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta – (021) 5682841
- RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, Jawa Tengah – (0293) 363601
- RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Malang, Jawa Timur – (0341) 423444
Walau baby blues syndrome sendiri mungkin tidak berat, tapi jika disepelekan, bisa berkembang menjadi depresi yang lebih serius. Jangan sungkan mencari bantuan, ya!
Selain itu, simak terus Beyond Aesthetic untuk tahu berbagai info terkait kecantikan dan kesehatan. Buat kamu penggemar makeup dan skincare, bisa juga cek Instagram Beyond Aesthetic dan dapatkan berbagai rekomendasi menarik. Buat yang penasaran sama perawatan kecantikan alias beauty treatment, juga wajib banget nih untuk terus follow Beyond Aesthetic.