5 Min Read
Dokter Teuku Adifitrian Sp.BP-RE, atau yang lebih dikenal dengan nama Tompi, bisa dibilang adalah salah satu dokter bedah plastik paling terkenal di Indonesia saat ini. Ini tentu saja tak lepas dari profesinya sebagai penyanyi, yang telah melambungkan namanya di Tanah Air.
Namun dalam salah satu wawancara di rubrik Helmi Yahya Bicara di YouTube, Tompi menegaskan, menyanyi itu adalah hobi, sedangkan profesinya hanya satu, yaitu sebagai dokter, tepatnya dokter bedah plastik.
Walau kini sukses sebagai dokter bedah plastik dan membangun salah satu klinik estetik terbesar di Indonesia, Tompi mengatakan, bahwa dokter bukanlah cita-citanya.
“Saya dipaksa orangtua, awalnya saya ingin kuliah di IKJ,” ujar Tompi yang awalnya ingin meniti karier di dunia seni peran ini. Namun sang Ibu, yang merupakan salah satu seniman dan budayawan Aceh, mengatakan seni yang ingin digelutinya belum memiliki tempat yang cukup di Indonesia. Sang Ibu memaksanya menjadi dokter, yang kemudian membuat Tompi menjadi salah satu mahasiswa jurusan kedokteran di Universitas Indonesia.
Pria kelahiran Lhokseumawe, Aceh, pada tanggal 22 September 1978 ini mengatakan, ia masih belum memiliki passion di bidang kedokteran bahkan setelah lulus. Passion-nya ini baru ia dapatkan ketika akhirnya menemukan bidang bedah plastik. Ia mengatakan, mungkin karena bedah plastik adalah salah satu cabang kedokteran yang masih bersinggungan dengan kesenian.
Membangun Karier Bersama Istri Tercinta
Tompi mengatakan, kesuksesannya di dunia estetik medis tak lepas dari dukungan perempuan-perempuan terpenting dalam hidupnya.
“Kalau nggak dipaksa Ibu, saya nggak akan jadi dokter, dan Beyoutiful nggak akan ada,” ujarnya dalam wawancara video bersama Beyond Aesthetic. Ayah dari tiga anak ini juga mengatakan, Beyoutiful Aesthetic Clinic tidak akan bisa berkembang sebesar saat ini, yang sudah memiliki 10 cabang dan tersebar di berbagai kota di Indonesia, tanpa dukungan istrinya, dr. Arti Indira, M.Gizi., Sp.GK.
“Sama dr. Arti, kita saling mensupport, sama-sama nge-built (Beyoutiful) dari awal,” jelasnya.
Tompi juga menjelaskan, pengalamannya sebagai dokter bedah plastik selama 10 tahun lebih mengajarkannya banyak hal. Salah satu yang utama adalah, pasien estetik itu berbeda dari pasien biasanya. Hal inilah yang mendorongnya untuk membagikan nomor kontak pribadinya ke pasien, agar mereka bisa menghubunginya secara langsung ketika dirasa perlu.
“Pasien estetik beda sama pasien biasa. Hal yang menurut kita kecil, itu bisa bikin mereka nggak bisa tidur. Jadi direct access ke operator sangat penting,” tukas Tompi.
Mengembangkan Beyoutiful dengan Pendekatan Unik
Beyoutiful Aesthetic Clinic yang dibangun oleh Tompi bersama istri dan beberapa rekannya kini telah menjadi salah satu klinik estetik terbesar di Indonesia. Dan hal ini bukan tanpa kerja keras.
Tompi mengaku tidak pernah memasang iklan atau melakukan marketing besar-besaran untuk kliniknya itu, tapi lebih mengandalkan pendekatan dari mulut ke mulut. Namun, untuk hal itu bisa berhasil tentunya membutuhkan “menu perawatan” yang mumpuni dan bisa menjual.
Salah satu ciri khas Beyoutiful adalah standarisasi di seluruh cabangnya. Sepuluh cabang Beyoutiful yang kini ada memiliki penampilan dan menu perawatan yang sama. Jadi cabang manapun yang didatangi oleh pasien, mereka akan mendapatkan pengalaman dan rasa yang sama.
Salah satu hal yang mendorong standarisasi ini juga adalah untuk memastikan ketenangan hati pasien. Tompi mengatakan, saat satu cabang Beyoutiful baru dibuka, pasien-pasien baru biasanya mengharapkan mereka akan ditangani langsung oleh Tompi. Namun untuk jangka panjang hal itu tentu tidak memungkinkan.
“Kita bilang ke mereka kalau we work as a team, dan di Beyoutiful itu ada banyak divisi. Ada divisi hidung, mata, perawatan, dan breast. Setelah mereka paham, biasanya manut, yang penting semua sistem dikerjakan berdasarkan SOP dan listing dari saya,” jelasnya.
Fokus pada Profesi Tanpa Meninggalkan Hobi
Tompi yang dulu berharap menggeluti seni peran itu kini bisa dibilang sudah mewujudkan salah satu mimpinya. Sambil terus fokus pada profesinya sebagai dokter, Tompi juga terus melakukan hobinya.
“Saya motret, ngerjain iklan, nge-direct film, itu jadi pelampiasan. Dan di samping itu kadang-kadang masih nyanyi juga,” ujar sutradara film Pretty Boys yang dirilis tahun 2019 lalu ini.
Tompi mengatakan ia berusaha sebisa mungkin membagi waktu agar bisa menjalani semua yang ia inginkan, tanpa melepaskan salah satu–baik itu profesi atau hobi. “Dalam hidup ini kita semua progress-nya ke arah positif. Umur terus bertambah dari hari ke hari, so far I’m happy dengan pencapaian yang sudah saya tempuh,” tutupnya.