3 Min Read
Klinik estetika Derma Express memang belum lama berdiri, baru sejak tahun 2020. Namun, klinik yang punya visi untuk menjadikan seluruh pria dan wanita Indonesia jadi berpenampilan menarik dengan harga ekonomis ini kini sudah memiliki 8 cabang yang tersebar di Jawa dan Sumatra hanya dalam waktu dua tahun.
Uniknya, di saat banyak usaha dan perusahaan yang dipaksa gulung tikar akibat pandemi Covid-19 lalu, Derma Express justru lahir dan kemudian tumbuh subur di masa-masa yang luar biasa ini.
“Cabang pertama buka saat pandemi menghantam sedang keras-kerasnya. Jadi kalau ada yang tanya apa rahasianya dan lain-lain saya juga bingung, karena buat kita sejak dari start sudah di masa pandemi. Buat kita itu sudah baseline-nya,” ujar dr. Stiven Eli, CEO Derma Express.
Dokter Stiven melanjutkan, apa yang membuat Derma Express bisa berkembang pesat sebenarnya adalah sesuatu yang mungkin terdengar “basi”, yaitu integritas. Menurut dokter sekaligus official trainer APTOS ini, bisa memegang integritas di dunia estetika medis bukanlah perkara gampang.
Fokus pada Hasil Terbaik, Bukan Profit
“Pada saat pasien membawa budget sekian, pasti yang namanya manusia ada dorongan untuk digaruk sampai habis. Nah, kalau di kita, pelatihannya dokternya cukup ketat. Saya suka ngomong ke staf dan tim kalau kita ini militer. Benar-benar keras dan panduannya lengkap dengan benar-benar tegas dalam menentukan, prioritas satu itu pasien,” lanjut dr. Stiven.
Head doctor ini menegaskan, ia membentuk dan membangun tim dan staf Derma Express dengan mindset bahwa apa yang mereka kejar bukanlah keuntungan.
“Kalau kita kerja dengan benar, hasilnya bagus, kasih service yang terbaik, dokternya paling pintar paling jago, itu yang lainnya ikut sendiri,” tambahnya.
Derma Express sendiri dibangun dengan menyasar kalangan milenial, menyediakan layanan yang akan bisa membuat pasien mereka memiliki kulit sehat dan awet muda, tapi dengan harga yang lebih ekonomis. Menurut mereka, wajah proporsional dan kulit yang sehat merupakan investasi masa depan.
Disiplin Staf dan Tim Ketat dan Tegas a la Militer
Derma Express kini sudah memiliki 70 dokter. Untuk memastikan standar kerja dokter di semua cabang bisa seragam, dr. Stiven Eli mengatakan ia harus membentuk tim dan sistem agar bisa harus masuk berapapun, buka kapanpun, bisa langsung jalan.
Sistem ini dibangun dan dijalankan dengan cara a la militer, ketat dan tegas, serta sangat-sangat detail untuk memastikan segalanya berjalan sesuai standar tanpa ada bagian yang terlewat.
“Dulu saat 1, 2, 3 cabang pertama, saya masih bisa terjun langsung, latih sendiri. Sekarang sudah tidak mungkin,” jelas dr. Stiven. “Jadi kuncinya di program training-nya. Kita bukan cuma ngajarin dokter cara suntik, tapi mindset.”
Didikan tim a la militer ini, menuntut staf dan dokter Derma Express untuk secara detail mengubah apa yang bisa mereka ubah untuk jadi lebih baik. “Cara berpakaian, grooming, cara menjawab komplain, cara menghandle sosial media, rambut, disuruh pakai parfum, disuruh nge-gym,” bebernya.
Menurutnya, dokter estetik itu harus mewakili. Mereka juga harus terlihat pleasing atau enak dipandang, karena kalau tidak, bagaimana pasien mau percaya.
Dokter Stiven juga mengatakan, waktu training basic dokter di Derma Express memakan waktu dua bulan dengan standar yang tinggi. Ketika sudah mengikuti training, dokter-dokter ini belum tentu lulus atau diterima.
“Masuk training kalau nggak sesuai standar, tidak diluluskan. Kalau tidak lulus, bisa di-extend training nya, atau di-terminate,” tegasnya.
Inilah yang memastikan, pasien-pasien yang datang ke Derma Express bisa mendapatkan layanan dengan harga yang terjangkau dan terjamin kualitasnya.